

Gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, Gunung Rinjani (3.726 m), menawarkan pemandangan menakjubkan dan pengalaman yang akan mengubah hidup Anda. Namun, medannya yang sulit, cuaca yang tak menentu, dan ketinggiannya yang tinggi memerlukan perencanaan yang matang. Bahaya yang diremehkan mengakibatkan cedera dan evakuasi setiap tahun. Untuk memastikan pendakian Rinjani Anda sukses, alih-alih tragis, panduan ini berfokus *khususnya pada keselamatan*.
Table of Contents
ToggleMengapa Keselamatan di Rinjani Prioritas Utama
– Jalur curam dan tidak stabil dengan kerikil lepas & bebatuan vulkanik
– Perubahan cuaca yang cepat: Kabut, hujan, dan dingin (puncak hampir beku)
– Risiko penyakit ketinggian di atas 2.500 m
– Tidak ada infrastruktur darurat di gunung
– Sistem pemandu lokal wajib (berlaku sejak 2018)
✅ Verifikasi Lisensi: Pastikan mereka memegang izin Badan Pengelola Pendakian Rinjani (RTMB).
✅ Pengalaman Pemandu: Tanyakan tentang pelatihan pemandu (pertolongan pertama, respons penyakit ketinggian).
✅ Kesejahteraan Porter: Operator yang beretika menyediakan gaji yang adil, perlengkapan yang tepat, dan batas beban (<25 kg).
❌ Hindari tawaran murahan di jalan belakang—jalan pintas demi keselamatan dapat merenggut nyawa.
– Berlatih selama 6+ minggu: Fokus pada kardio (mendaki, naik tangga) dan kekuatan kaki.
– Berlatih dengan Perlengkapan: Kenakan sepatu hiking sebelum mendaki.
– Rencana Perjalanan yang Realistis: 3 hari 2 malam lebih aman daripada 2 hari 1 malam untuk aklimatisasi.
– Alas Kaki: Sepatu hiking penyangga pergelangan kaki + kaus kaki cadangan.
– Lapisan: Alas termal, bulu domba, jaket tahan air, sarung tangan, beanie.
– Senter kepala (penting untuk malam pendakian).
– Kotak P3K: Plester lepuh, obat pereda nyeri, obat diare, dan obat-obatan pribadi.
– Pemurni Air: Tablet/filter (kapasitas minimal 3 liter/hari).
—
1. Aklimatisasi untuk Menghindari Penyakit Ketinggian
– Naik Perlahan: Jangan “terburu-buru—”Pole Pole” (perlahan, pelan-pelan) menyelamatkan nyawa.
– Cukupi Hidrasi: Minum meskipun tidak haus.
– Ketahui Gejalanya: Sakit kepala, mual, pusing = BERHENTI & beri tahu pemandu Anda.
– Turun segera jika gejala memburuk (satu-satunya obat untuk AMS).
2. Tetaplah Bersama Pemandu & Rombongan Anda
– Jangan pernah mendaki sendirian—jalur pendakian ditandai dengan buruk.
– Ikuti instruksi pemandu mengenai cuaca, kecepatan, dan tempat istirahat.
– Beri tahukan kelelahan atau ketidaknyamanan sejak dini.
3. Peringatan Cuaca & Medan
– Upaya Pendakian Puncak: Batalkan jika ada angin, hujan, atau jarak pandang buruk.
– Bagian Terjal: Gunakan tongkat pendakian untuk stabilitas saat menuruni lereng yang curam.
– Keamanan Perkemahan: Amankan tenda jauh dari tepi tebing dan zona longsor.
4. Makanan & Air Keamanan
– Hindari air yang tidak diolah—gunakan air yang telah dimurnikan.
– Pastikan makanan dimasak segar dan panas.
– Bawalah camilan berenergi tinggi (kacang, cokelat, energy bar).
—
1. Kontak Darurat: Simpan nomor telepon Kantor RTMB (+62 370 6608874) dan nomor operator Anda secara offline.
2. *Asuransi Evakuasi:* Wajib—pastikan polis Anda mencakup penyelamatan helikopter.
3. Telepon Satelit: Tanyakan apakah pemandu Anda memilikinya (banyak operator terkemuka yang memilikinya).
—
– Pantau Kesehatan: Segera cari pertolongan medis jika mengalami kelelahan parah, batuk, atau nyeri kaki setelah pendakian.
– Laporkan Masalah: Beri tahu RTMB tentang kondisi jalur yang tidak aman atau kelalaian pemandu.
—
– Pilihan Pemandu & Operator = 70% keselamatan Anda. Jangan berkompromi.
– Hormati Ketinggian: Aklimatisasi, hidrasi, dan turun jika perlu.
– Cuaca Menentukan Keputusan: Kembalilah jika kondisi memburuk.
– Asuransi tidak opsional.
– Kebugaran Mencegah Kecelakaan Akibat Kelelahan.
—
Mendaki Rinjani adalah pencapaian yang luar biasa—tetapi hanya jika Anda kembali dengan selamat. Prioritaskan persiapan, patuhi pemandu Anda, dan hormati kekuatan gunung. Keselamatan Anda adalah puncak yang terpenting.